Pesimisme adalah paham yang menganggap bahwa segala sesuatu yang ada pada dasarnya adalah buruk atau jahat.[1] Kata pesimisme berasal dari bahasa Latin pessimus yang artinya terburuk.[2] Penganut paham ini akan melihat bahwa hidup selalu berisi kejahatan, sekalipun secara nyata selalu ada kebaikan dan kejahatan.[1][2] Dengan demikian, gambaran hidup yang ditampilkan adalah suram dan tiada harapan.[2] Perasaan sedih, kemurungan, putus asa, absurditas, sakit, dan kematian, dipandang sebagai bersifat dasariah.[2] Salah seorang filsuf yang memegang paham ini adalah Schopenhauer[2]

Schopenhauer di usia tua, salah seorang filsuf penganjur pesimisme

Ada beberapa jenis pesimisme:

  1. Pesimisme Kultural, yang memandang bahwa pada akhirnya setiap kebudayaan akan hilang dan hal itu tak dapat terhindari.[2] Pemikiran dari Troeltsch dapat dikategorikan ke dalam jenis ini.[2]
  2. Pesimisme Tragis, yang merupakan sikap yang mencoba mengafirmasi dunia dan kehidupan sekalipun segala sesuatu tak berarti.[2] Pandangan ini misalnya dikemukakan oleh Nietzsche.[2]
  3. Pesimisme Defensif berarti memiliki ekspektasi rendah terhadap suatu keadaan, sambil mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan saat menghadapi kemungkinan terburuk.[3] Pandangan ini diidentifikasi oleh Nancy Cantor dipertengahan 1980-an.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ a b A. Mangunhardjana. 1997. Isme-Isme dalam Etika dari A sampai Z. Yogyakarta: Kanisius. 186-187.
  2. ^ a b c d e f g h i Lorens Bagus. 2000. Kamus Filsafat. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. 837-839.
  3. ^ Amaliyah, Inka (2018-08-07). "Defensif Pesimis: Sisi Baik Dari Pesimisme". Pijar Psikologi (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-07. 
  4. ^ "Defensive pessimism". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2020-02-16.