Krustasea
Rentang waktu: 511–0 jtyl
Kambrium hingga kini
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Subfilum:
Krustasea

Brünnich, 1772
Kelas & Subkelas

Branchiopoda

Phyllopoda
Sarsostraca

Remipedia
Cephalocarida
Maxillopoda

Thecostraca
Tantulocarida
Branchiura
Pentastomida
Mystacocarida
Copepoda

Ostracoda

Myodocopa
Podocopa

Malacostraca

Phyllocarida
Hoplocarida
Eumalacostraca

Krustasea atau Udang-udangan adalah suatu kelompok besar dari artropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum.[1] Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip.[1] Mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat.[1] Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.[1]

Struktur dan fungsi tubuh

sunting

Tubuh krustasea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen).[2] Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan.[2] Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang bawah.[2] Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian ujungnya terdapat ekor.[2] Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga berfungsi untuk menyimpan telurnya. Sistem pencernaan krustasea dimulai dari mulut, kerongkong, lambung, usus, dan anus.[2] Sisa metabolisme akan diekskresikan melalui sel api. Sistem saraf krustasea disebut sebagai sistem saraf tangga tali, di mana ganglion kepala (otak) terhubung dengan antena (indra peraba), mata (indra penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan).[3] Hewan-hewan Crustacea bernapas dengan insang yang melekat pada anggota tubuhnya dan sistem peredaran darah yang dimilikinya adalah sistem peredaran darah terbuka.[4] O2 masuk dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2 berdifusi dengan arah berlawanan. O2 ini akan diedarkan ke seluruh tumbuh tanpa melalui pembuluh darah.[4] Golongan hewan ini bersifat diesis (ada jantan dan betina) dan pembuahan berlangsung di dalam tubuh betina (fertilisasi internal). Untuk dapat menjadi dewasa, larva hewan akan mengalami pergantian kulit (ekdisis) berkali-kali.

Klasifikasi

sunting

Sejak tahun 2021, klasifikasi di bawah krustasea mengalami perubahan besar. Berikut adalah daftarnya.

Kelas Anggota Pesanan Foto
Ostracoda Benih udang Myodocopida
Halocyprida
Platycopida
Podocopida
 
Silinndroleberididae (Myodocopida)
Mystacocarida Mystococarida Mystococarida  
Derocheilocaris remanei
Ichthyostraca Cacing lidah dan kutu ikan Cephalobaenida
Porosefalida
Raillietiellida
Reighardiida
Arguloida
 
Armilife armillatus (Porocephalida)
Thecostraca Facetotecta
Ascothoracida
Teritip
Facetotecta
Dendrogastrida
Laurida
Cryptophialida
Litogliptida
dll.
 
Perforatus Perforatus (Cirripedia)
Copepoda Copepoda Calanoida
Polyarthra
Cyclopoida
Gelyelloida
Harpacticoida
misofrioida
dll.
 
Silinndroleberididae (Calanoida)
Tantulocarida Tantulocarida  
Microdajus sp.
Malacostraca Udang sentadu
Dekapoda
Kril
Isopoda
Udang berkerudung
Amphipoda
dll.
Stomatopoda
Dekapoda
Euphausiacea
Isopoda
Cumacea
Amphipoda
dll.
 
Ocypode ceratophthalma (Decapoda)
Cephalocarida Udang tapal kuda Brachypoda  
Hutchinsoniella macracantha
Branchiopoda Udang peri
Kutu air
Udang kecebong
Udang kerang
Anostrac
Notostraka
Laevicaudata
Spinicaudata
dll.
 
Lepidurus arcticus (Notostraca)
Remipedia Remipedes Nectiopoda
Enantiopoda
 
Speleonectes tanumekes

Kladogram berikut menunjukkan hubungan yang telah diperbarui antara berbagai kelompok Crustacea parafiletik yang masih ada dalam kaitannya dengan kelas Hexapoda.[5]

Pancrustacea
Oligostraca

Ostracoda

Mystacocarida

Ichthyostraca

Branchiura

Pentastomida

Altocrustacea
Multicrustacea

Copepoda

Tantulocarida

Thecostraca

Malacostraca

Allotriocarida

Cephalocarida

Athalassocarida

Branchiopoda 

Labiocarida

Remipedia

Hexapoda

Crustacea

Menurut diagram ini, Hexapoda berada jauh di dalam pohon Crustacea, dan salah satu Hexapoda jelas lebih dekat dengan, misalnya, sebuah hewan Multicrustacea daripada hewan Oligostraca.

Hubungan krustasea dengan manusia

sunting

Sebagian besar Malacostrata dimanfaatkan manusia sebagai makanan yang kaya protein hewani, contohnya adalah udang, kepiting, dan lobster.[6] Namun, beberapa jenis Crustacea juga dapat merugikan manusia, contohnya yuyu yang dapat merusak tanaman padi di sawah dan ketam kenari perusak tanaman kelapa di Maluku.[7] Sub-kelas Entomostraca juga dimanfaatkan manusia sebagai pakan ikan untuk industri perikanan.[8]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d (Inggris) Francesca Gherardi. Biological invaders in inland waters: profiles, distribution and threats. Springer. ISBN 978-1-4020-6028-1. 
  2. ^ a b c d e (Inggris) Lynn Margulis, Karlene V. Schwartz (1998). Five kingdoms: an illustrated guide to the phyla of life on earth. W.H. Freeman & Company. ISBN 978-0-7167-3027-9. 
  3. ^ (Inggris) Konrad Wiese (2001). The crustacean nervous system. Springer. ISBN 978-3-540-66900-5. 
  4. ^ a b (Inggris) Carl L. Reiber and Iain J. McGaw (2009). "A Review of the "Open" and "Closed" Circulatory Systems: New Terminology for Complex Invertebrate Circulatory Systems in Light of Current Findings". International Journal of Zoology. doi:10.1155/2009/301284. 301284. 
  5. ^ Schwentner M, Combosch DJ, Nelson JP, Giribet G (2017). "A Phylogenomic Solution to the Origin of Insects by Resolving Crustacean-Hexapod Relationships". Current Biology. 27 (12): 1818–1824.e5. doi:10.1016/j.cub.2017.05.040 . PMID 28602656. 
  6. ^ "FIGIS: Global Production Statistics 1950–2007". Food and Agriculture Organization. Diakses tanggal 2016-09-10. 
  7. ^ Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Indonesia (2005). Kepiting Kenari((Birgus latro)). 
  8. ^ (Inggris) TLO Davis (1977). "Food habits of the freshwater catfish, Tandanus tandanus Mitchell, in the Gwydir River, Australia, and effects associated with inpoundment of this river by the Copeton Dam". Australian Journal of Marine and Freshwater Research. 28 (4): 455 – 465. doi:10.1071/MF9770455. 

Pranala luar

sunting